Demam tifoid, atau typhoid adalah
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonela Typhi.P, dan penyebaranya melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh Tinja.
Gejala
Setelah infeksi terjadi akan muncul satu atau beberapa gejala berikut ini:
- demam tinggi dari 39° sampai 40 °C (103° sampai 104 °F) yang meningkat secara perlahan
- tubuh menggigil
- denyut jantung lemah (bradycardia)
- badan lemah ("weakness")
- sakit kepala
- nyeri otot myalgia
- kehilangan nafsu makan
- konstipasi
- sakit perut
- pada kasus tertentu muncul penyebaran vlek merah muda ("rose spots")
Perawatan
Tifus dapat berakibat fatal. Antibiotika, seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam tipoid di negara-negara barat.
Bila tak terawat, demam tifoid dapat berlangsung selama tiga minggu
sampai sebulan. Kematian terjadi antara 10% dan 30% dari kasus yang
tidak terawat. Vaksin
untuk demam tifoid tersedia dan dianjurkan untuk orang yang melakukan
perjalanan ke wilayah penyakit ini biasanya berjangkit (terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin).
Pemeriksaan laboratorium penunjang diagnosis demam tifoid dibagi dalam empat kelompok, yaitu:
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan biakan kuman
- Uji serologis, dan
- Pemeriksaan kuman secara molekuler.
Spesifisitas dan nilai ramal yang cukup tinggi untuk dipakai membedakan penderita demam tifoid atau bukan, tetapi adanya leucopenia dan limfositosis relative menjadi dugaan kuat diagnosis demam tifoid.
Diagnosis pasti ditegakkan dari hasil biakan darah/sumsum tulang (pada awal penyakit) serta urine dan feces. Metode biakan darah mempunyai spesifisitas tinggi (95%) akan tetapi sensitivitasnya rendah (± 40%) terutama pada anak dan pada pasien yang sudah mendapatkan terapi antibiotika sebelumnya. Selain itu, hasil juga tergantung dari saat pengambilan pada perjalanan penyakit.
Pemeriksaan biakan perlu waktu lama (± 7 hari), harganya relative mahal dan tidak semua laboratorium bias melakukannya. Pemeriksaan kuman secara molekuler dengan melacak DNA dari specimen klinis menggunakan metode PCR masih belum memberikan hasil yang sangat memuaskan sehingga saat ini penggunaannya masih terbatas dalam laboratorium penelitian.
Metode pemeriksaan serologis mempunyai nilai penting dalam proses diagnostic demam tifoid, yang paling sering digunakan adalah tes Widal
http://www.bisnisdirumah1.com
Komentar
Posting Komentar